Sinopsis Film The Pursuit Of Happyness
Film The Pursuit of Happyness
Ini bukan film drama yang penuh cerita menyedihan melainkan sebuah film perjuangan seorang ayah yang mencintai dan harus membesarkan anaknya yang masih kecil dalam kondisi tidak punya uang, tidak punya rumah dan tidak punya pekerjaan.
Sutradara
|
Gabriele
Muccino
|
Produser
|
Will Smith
Steve Tisch James Lassiter Todd Black Jason Blumenthal |
Skenario
|
Steven
Conrad
|
Berdasarkan
|
The
Pursuit of Happyness
oleh Chris Gardner |
Pemeran
|
Will
Smith
Jaden Smith Thandie Newton Dan Castellaneta |
Musik
|
Andrea
Guerra
|
Sinematografi
|
Phedon
Papamichael
|
Penyunting
|
Hughes
Winborne
|
Perusahaan
produksi |
Relativity Media
Overbrook Entertainment Escape Artists |
Distributor
|
|
Tanggal rilis
|
15
Desember 2006(Amerika Serikat)
|
Durasi
|
117 menit
|
Negara
|
Amerika Serika
|
Sinopsis dari
Film The Pursuit of Happyness
Ini bukan film drama yang penuh cerita menyedihan melainkan sebuah film perjuangan seorang ayah yang mencintai dan harus membesarkan anaknya yang masih kecil dalam kondisi tidak punya uang, tidak punya rumah dan tidak punya pekerjaan.
Chris Gardner adalah
seorang ayah yang rajin, pintar, semangat kerja tinggi dan punya impian yang
besar untuk keluarga, seperti kebanyakan dari kita. Dengan latar belakang
seorang sales dan penjual, dia memberanikan diri untuk mengambil sebuah tawaran
untuk menjadi distributor sebuah alat kedokteran yang baru dan canggih.
Seperti kebanyakan orang
yang mempunyai impian yang besar, Chris berani mengambil resiko dan menggunakan
hampir seluruh tabungannya untuk membeli stok persediaan alat kedokteran
tersebut dan memiliki wilayah eksklusif pemasaran di kotanya.
Setelah dicoba dipasarkan,
dia baru sadar bahwa alat kedokteran itu bagi kebanyakan dokter adalah alat
yang cukup mahal dan kurang dibutuhkan. Presentasi demi presentasi ke setiap
dokter yang ada di wilayahnya dilakukan.
Kehadiran seorang anak dan
biaya hidup yang terus berjalan membuat si Chris mulai kesulitan dalam
keuangan. Istrinya harus bekerja 14 jam sehari di tempat laundry demi membantu
membiayai biaya hidup keluarga. Anaknya dititipkan di sebuah tempat penitipan
anak yang murah dari pagi dan sorenya dijemput oleh Chris saat selesai dengan
kunjungan ke dokter.
Biaya sewa rumah yang tidak
terbayar dan beban hidup yang dirasa semakin berat membuat istri Chris tidak
tahan dengan kondisi tersebut dan memutuskan untuk pindah ke saudaranya di New
York. Tetapi rasa cinta Chris dan keinginan agar anaknya mengenal ayahnya,
membuat dia memutuskan dia yang akan membesarkan anaknya.
Kondisi keuangan Chris
menjadi semakin parah dan pada akhirnya diusir dari pemilik rumah kontrakan
karena sudah tidak membayar biaya sewa berbulan-bulan. Dia dan anaknya akhirnya
sampai harus tinggal di toilet dan kamar mandi di stasiun Kereta Api dan
mengunci pintunya agar bisa tidur di dalamnya.
Berhari-hari seperti itu,
akhirnya Chris bisa menemukan tempat penampungan tuna wisma yang memberikan
kamar gratis. Tetapi mereka setiap pagi harus membawa barangnya dan setiap sore
harus mengantri dengan ratusan tuna wisma lain dan bila beruntung baru bisa
mendapat kamar.
Sambil terus menjual sisa
alat kedokteran yang dimilikinya, Chris bertemu dengan seseorang yang
memarkirkan Ferrari merahnya dan tampak sangat sukses. Keinginannya untuk
sukses membuat dia memberanikan diri untuk bertanya “Apa pekerjaan Anda sehingga
bisa memiliki mobil Ferrari yang cantik ini?”
Orang tersebut menjawab “Saya seorang Pialang Saham”.
Dari sana timbul impiannya lagi dan dia mencoba melamar di sebuah perusahaan
sekuritas untuk menjadi seorang pialang saham.
Perusahaan tersebut
menawarkan pendidikan selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon Pialang Saham.
Setelah 6 bulan pendidikan, mereka hanya memilih 1 dari 30 orang peserta untuk
diterima menjadi pialang saham. Dan selama 6 bulan pendidikan, tidak memberikan
gaji apapun.
Demi impian barunya
tersebut, Chris rela melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat
tersebut. Dan dia harus bisa mengatur dan menghadapi banyak kesulitan antara
belajar menjadi pialang saham, mengantar dan menjemput anaknya di tempat
penitipan anak, antri di sore hari di tempat penampungan tuna wisma, sering
tidak makan agar menghemat uang yang tinggal sedikit dan masih harus mencari
calon pelanggan untuk perusahaan pialang saham.
Saya akan heran kalau Anda
tidak merasa tersentuh dan terharu melihat semua upaya yang dilakukan Chris
untuk mengatasi semua kesulitan tersebut.
Saat saya menonton film
ini, saya juga sedang memiliki kesulitan dan tantangan berat dalam hidup saya,
seluruh tabungan saya ludes akibat kesalahan investasi di bisnis. Tetapi
setelah melihat apa yang dihadapi Chris sehari-harinya di film tersebut (ini ada
trues story), saya merasa kesulitan saya tidak ada apa-apanya.
Setelah melalui 6 bulan
perjuangan dan semua kesulitan yang harus dihadapi, Chris akhir terpilih untuk
menjadi pialang saham dan memulai karirnya di industri itu.
Chris Gardner akhirnya
menjadi seorang pialang saham yang sukses, yang kemudian mendirikan perusahaan
pialang sendiri dan menjadi Multi Milyarder yang dermawan dalam membantu
menyediakan tempat penampungan bagi para tuna wisma, mengingat dia pernah
mengalami hal tersebut.
Hubungan
Dari Tema Kemiskinan
Dalam salah satu cuplikan movie ini, Gardner
menyampaikan pesan kepada anaknya yang berbunyi "You got a dream, you
gotta protect it. People can’t do something themselves, they wanna tell you
that you can’t do it. You want something? Go get it. Period" (Kamu punya
mimpi dan menjaga mimpimu. Orang lain yang tidak dapat mewujudkan mimpinya dan berusaha
mengatakan kepadamu bahwa kamu pun tidak dapat melakukannya. Jika kamu memiliki
mimpi maka kejarlah mimpimu itu!!"
Film ini mengajarkan kita untuk berjuang dan berdoa
meraih impian serta jarang ada jalan yang mulus untuk meraihnya. Kesabaran dan
keyakinan serta pikiran positif sangat dibutuhkan. Kekurangan dan kemiskinan
bukanlah suatu halangan bahkan sesuatu hal yang membangkitkan semangat dan
mengubah pola pikir kita tentang hidup. Keinginan yang kuat untuk keluar dari
zona tidak nyaman menuju zona nyaman. Orang hebat dapat menjadi inspirasi kita
untuk mampu menjalani hidup. Dengan beranggapan bahwa mereka juga manusia dan
kita juga manusia, mereka mampu melewati hidup dan menjadi orang hebat,
sehingga kita pun mampu melewati hidup dan menjadi orang hebat dibidang kita
masing-masing.
Pendidikan juga kunci utama dalam
melalui kehidupan ini, pendidikan bukan hanya di sekolah namun juga pendidikan
informal yang dapat kita temui dari pengalaman diri dan orang lain serta
pendidikan dari apa yang kita lihat. "Menjadi pelajar seumur hidup."
Perjuangan hidup yang penuh
resiko dan kita harus berani menangung resiko atas apa yang sudah kita pilih,
melakukan segala sesuatu hingga tuntas dan berlaku jujur serta sabar dalam
menjalani kehidupan. Selalu berpikir positif dan percaya diri akan apa yang
dilakukan serta menikmati kehidupan dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Semangat dan motivasi yang memberikan keyakinan bahwa kita mampu melalui
kehidupan demi mengejar apa yang kita impikan. Kesuksesan ada dalam pikiran,
tindakan dan keyakinan kita. Jika kita mampu mengimbanginya, maka kesuksesan
semakin dekat dengan kita.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/The_Pursuit_of_Happyness
Comments
Post a Comment